Sabtu, 06 Agustus 2011

Sekitar tahun 1991 masehi. Di sebuah dusun kecil di tengah – tengah antar Tembelang dan Tambakberas. Tepatnya di petengan tembelang jombang dating seorang Kyai muda yang tampan dan gemilau pikirannya, beliau bernama kyai Imron jamil. Kedatangannya di desa itu semula ingin mencari rumah kontrakan sebagai tempat tinggal beliau sekaligus istri tercintanya (ibu nyai Hj. Dra. Titi Maryam). Mengingat beliau baru saja usai merantau dan menuntut ilmu di KH. Moh Jamaludin Ahmad tambak beras sekaligus lulusan pendidikan–pendidikan formal di Tambakberas seperti MI-BU, MMA-BU, STIT-BU maka beliaupun tidak mau jauh– jauh dari Tambak beras. Pun juga beliau masih melanjutkan pendidikannya di STIT-BU.

Akhirnya beliau pun tinggal di rumah sebelah timur warung Mak Ti (sekarang). Selama ±2 tahun beliau tinggal disitu. Setelah itu beliaupun pindah dan ngekost di sebelah mushalah Authon petengan Jombang.

Di tempat itulah beliau mulai menampung anak – anak, dlu’afa’ dan teman – teman sederajatnya yang ingin sekaligus minatbelajar pada beliau.

Pada tahun 1994 beliau sudah memilih ±8 santri yang berasal dari berbagai daerah atau kota seperti Tuban, Lamongan, Blora, Tulung Agung, dan lain – lain. Santri – santri itu pun kebanyakan kuliah sekaligus ngawula (mengabdi) pada kyai Imron. Walaupun saat itu Kyai Imron juga belum memiliki rumah sendiri.

Awal yang cemerlang bagi sesosok kyai mudah yang pada saat tu juga masih mengajar di MAN dan pendidikan yang lain. Kyai Imron cenderung memliki pemikiran yang nyeleneh (aneh). Setiap apapun yang beliau hadapi, baik masalah, tantangn atau problem – problem kehidupan beliau lebih menitik beratkan pada solusi yang lebih menyendiri dan berliku, “Intine seng penting nyampe pada tujuane” begitu kata beliau.

Sebab itulah tak heran jika sosok kyai muda itu di idolakan oleh para muridnya juga para temannya, sehingga tak ayal makin lama santri dan peminat untuk belajar pada beliau.

Karena banyaknya santri yang berminat belajar padanya, beliaupun mempuyai niatan untuk membeli tanah sekaligus mendirikan rumah sendiri pada tahun 1997/1998 beliau mencari tanah kosong yang dijual. Singkat cerita beliau menemukan tanah yang berdiri rumah kosong, dan cenderung mistis.

Konon rumah tu sangat angker dan tak satu pun orang berani membelinya. Akhirnya Kyai Imron datang dan mengajukan diri untuk membeli tanah itu. Dengan biaya yang terjangkau Kyai Imron pun membeli tanah seluas 16x30m2 yang letaknya sebelah timur jalan raya KH Wahab Chasbullah tambak beras Jombang Lebih tepat lagi 50 M sebelah utara lapangan tambak beras.

Disitulah Kyai Imron membangun rumahnya (sampai sekarang masih seperti dulu) dan membayang semua santrinya ke rumah itu. Semakin lama para peminatnya sekaligus anak mudah yang ingn belajar padanya pun kan bertambah. Hal itu membuat beliau berfikir dan berniat mendirkan pondok/asrama. Beliaupun akhrnya sowan pada guru mursyidnya (KH Abdul Jalil Mustaqim) guru mursyid thorekot syadziliyah atas izin syeh Abdul Jalil akhirnya Kyai Imron membangun pondok Disisi kanan kiri rumahnya

Sampai tahun 1999 Kyai Imton sudah mempuyai ±20 santri. Ketika itu pondok itupun belum memilki nama tersendiri, hanya dikenal sebagai “pondoknya Kyai Imron”. Pada akhir tahun 1999 atas inisiatif dari KH Abdul Jalil Mustaqim pondok itu diberi nama “Kyai Mojo”.

Kyai Mojo diambil dari nama panglima perang, ahli strategi sekaligus orang kepercayaanpageran diponegoro. Dengan Tasyabbuh dan Tafaul pada nama pangeran Kyai Mojo. Kyai Jalil berharap kelak diakhir nanti para santri Kyai Mojo menjadi pemikir kondang, ahli strategi, kuat dan tangguh dalam menghadapi semua tantangan seperti pangeran Kyai Mojo.

Pangeran Kyai Mojo lahir pada tahun 1792 masehi dan wafat pada tahun 20 desember 1849. Beliau belajar ilmu agama di gading klaten dan belajar ilmu kanuragan di ponorogo. Nama aslinya adalah Imam Muslim Mohammad Kholifah. Beliau menjadi ulama’ dan mendirikan pesantren di desa Mojo sehingga masyhur dengan Kyai Mojo (kyai dari Mojo).

Dengan resminya nama pondok pesantren Kyai Mojo pada tahun 1999 tersebut mulailah semua santri, masyarakat dan para pendatang mengenal dan melekatkan nama Kyai Mojo sebagai nama pondok asuhan KH Imron Djamil.


AKTIVITAS KESEHARIAN

NO

WAKTU

KEGIATAN

1

04.30

Bangun tidur + jama’ah sholat shubuh

2

05.00 – 06.00

Ø Setoran Al-qur’an

Ø Pengajian kitab kuning (lihat jadwal)

3

06.00

Sarapan dan Persiapan sekolah

4

06.30 – 13.00

Ø Sekolah (Bagi siswa)

Ø Ngaji dan bekerja (Bagi non siswa)

5

13.00

Jama’ah sholat dzuhur

6

13.30

Istirahat + makan siang dan persiapan ngaji

7

14.00 – 15.00

Ø Pengajian Weton Drs. KH. Imron Djamil (Tafsir Munir)

Ø Ngaji (Kelas Jurumiyah)

8

15.00

Jama’ah sholat ashar

9

15.30 – 16.15

Istirahat

10

16.15 – 17.30

Ø Pengajian kitab kuning (lihat jadwal)

11

17.30

Jama’ah sholat maghrib

12

18.00 – 19.00

Ø Aurodan rutinitas ( Surat Waqi’ah, al-Mulk, al-Insyiroh dan Sholawat Burda )

Ø Setoran Al-qur’an

Ø Pengajian tajwid dan Ulumul Qur’an

13

Istirahat (makan malam) Ket: sebelum isya

14

19.00

Jama’ah sholat isya

15

19.30 – 21.00

Diniyyah (lihat jadwal)

16

21.00 – 21.30

Takroruddurus

17

21.30 – 22.00

Sholat malam + Wiridan

18

22.00

Istirahat (Tidur)

PRINSIP PONDOK PESANTREN KYAI MOJO

1. Ingat Allah ( Dzikir )

2. Usahakan Selalu Suci

3. Sebarkan Manfa’at Hindarkan Madlorot

4. Laksanakan Sesuai Aturan

5. Tanya Bila Tidak Tahu

DASAR PONDOK PESANTREN KYAI MOJO

1. Ibadah ( Ubudiyah )

2. Belajar Mengajar

3. Bekerja dan Berusaha ( Mu’amalah )